Recent Posts

Senin, 24 Juni 2013

Facebook: Dijaring atau Menjaring

Facebook membantu Anda terhubung dan berbagi dengan orang-orang dalam kehidupan Anda.Begitulah kata Facebook di home page-nya. Kehadirannya membuka peluang untuk kita agar saling mempererat tali silaturahmi. Memang, sekarang ini hampir semua orang memiliki akun facebook. Bahkan satu orang bisa memiliki lebih dari satu akun. Di dalamnya, mereka saling berkomunikasi tanpa terbatas jarak ataupun waktu.


Facebookers Cerdas
Akhir-akhir ini, bermunculan facebookers yang cerdas. Mereka mulai menyadari urgensi facebook dalam keseharian mereka. Mereka kemudian menggunakan facebook untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya. Mereka biasa share foto-foto hunting, kartun kreatif, maupun film indie yang dibuatnya.
Yang tidak kalah heboh, kehadiran facebook mampu menyibak wajah baru dunia kepenulisan dan mengiringinya memasuki era serba digital. Sekarang, penulis bisa lebih mudah belajar, berapresiasi, berkompetisi, dan membagikan karyanya guna menginspirasi sesama. Selain itu, antarpenulis bisa saling bertemu dan bersatu. Mereka dapat bekerjasama membuat buku, mengadakan seminar maupun lomba menulis, dan event-event kepenulisan lainnya.
Lebih-lebih, diskusi-diskusi sastra, budaya, agama, filsafat, hukum, sains, teknologi, dll kini semakin memanas. Kemudian seluruh ilmuan mulai berbondong-bondong masuk facebook. Maka menjadikan facebook sebagai pengusung paradigma interdisiplin keilmuan yang taktertandingi. Kelak, facebookers bisa saling melibatkan diri dalam suatu gerakan yang kesemuanya bertujuan untuk pembangunan bangsa kita.

Facebookers Gaptek
Lain lagi ceritanya kalau masih saja ada facebookers yang gaptek (baca: gagap teknologi). Mereka bisanya menjadikan facebook sebagai agen hura-hura dan tempat menebar kerusakan. Sebab, tidak jarang ada facebookers yang berkata kotor, tidak sopan, mesum, berbau kekerasan, dan permusuhan. Apalagi kasus hack dan penipuan via facebook yang marak terjadi.

Seberapa Cerdas Kita?
Segala sesuatu, apapun itu, jika ditinjau dari nilai kebermanfaatannya memiliki dua sisi. Sisi buruk yaitu manakala facebook mendatangkan kerugian bagi diri kita. Sisi baik ketika facebook dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab.
Jadi, facebook memang menawarkan kebebasan. Akan tetapi tidak boleh melampaui batas. Semuanya tergantung kebijakan kita, secerdas apa kita. Hal itu berarti menuntut adanya kontrol diri. Alhasil, dengan facebook, apakah kita dijaring ke dalam budaya yang merusak, ataukah justru kita bisa lebih leluasa mengembangkan bakat kita, memotivasi sesama, menebar amanah dan kebaikan dalam masyarakat? Facebookjelas sangat berpotensi besar terhadap berlangsungnya pembangunan. Akan tetapi, itu semua kembali kepada diri kita.

Aros Djoangkoe
Komunitas Perdu

 Buletin PERDU #8


0 komentar:

Posting Komentar