Recent Posts

Senin, 24 Juni 2013

Kalkulasi Kedai Kopi




Satu, dua, tiga... Entah.
Hitunganku terhenti di antah berantah.
Dimana pada satu sisinya pernah kau tinggal janji tentang penanti remah roti.
Andai meleburmu semudah menyeduh secangkir kopi,
pasti sudah kusebar rinduku di ujung jalan itu dan merelakanmu hilang.
Hingga hitunganku buntu, lalu terbang.

Satu, dua, tiga... Entah.
Hitunganku terhenti di antah berantah.
Namun tak lekas kubuka mata tuk temukan di mana kau berada.
Hingga tak perlu kususuri sepisepi yang mungkin kau pakai sembunyi.
Meski kau mulai menjelma aroma kopi.
Dan remah roti.
Dan penanti.
Dan kalkulasi detakku sendiri.
Dan... Ah, sudahlah.

Satu, dua, tiga... Entah.
Hitunganku tak lagi mau berhenti di antah berantah.

Banjarsari, Juni 2013
Dien Ihsani
Mahasiswi jurusan matematika yang lebih akrab dengan huruf daripada angka.
Buletin PERDU #8

0 komentar:

Posting Komentar