Recent Posts

Selasa, 29 Oktober 2013

Pengumuman Lomba Menulis "Mari Berbagi, Mari Menginspirasi" 2013

Setelah mengalami perdebatan yang sangat sengit, inilah nama-nama yang karyanya akan dubukukan dalam antologi "Mari Berbagi, Mari Menginspirasi" kali ini:

1. Ida Nada (Time Capsule)
2. Qotrun Nada Maryam Zakiyah (Move On)
3. Wartalena Irene (Sia-Sia Aku Kecewa)
4. Siti Nur Fatimah (Anak Taman kota)
5. Mutia Rahmania (Lagipula Kita Masih Muda)
6. Firdian Makrufardi (Tangis Matahari di Bawah Pohon Trembesi)
7. Qotrun Nada Maryam (Lucky = Kartu As)
8. Gangsar Ayu Ardiningrum (Seperti Bintang)
9. Larasati Puspitaningrum (Masih Ada Pelangi di Ujung Senja)
10. Jazimatul Nurkhamidah (Bocah TK)

Menimbang unsur inspiratif, nilai kelokalan, alur, dan penulisan dari karya yang masuk masih belum sesuai dengan syarat, dengan sangat terpaksa juri mengumumkan bahwa dalam lomba kali ini tidak ada juara. Dengan sangat terpaksa juga hanya 10 karya tersebut di atas yang karyanya akan dimasukkan dalam antologi.
Tapi jangan sedih. Perdu tetap akan memberikan kontribusi kepada tiga besar (Time Capsule, Move On, dan Sia-Sia Aku Kecewa) dengan hadiah yang masih dibicarakan wujudnya. Hehe. Seluruh peserta mendapatkan sertifikat peserta, baik yang karyanya dibukukan maupun tidak.
Penyerahan hadiah dan launching buku diumumkan menyusul.
Selamat bagi yang lolos, tetep semangat untuk yang belum beruntung.
Tidak ada karya yang buruk di sini, hanya saja beberapa karya memang belum memenuhi syarat lomba.
Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Terima kasih atas kontribusi dan pengertiannya.
Terus berkarya, Sedulur. Terus menginspirasi dunia dengan penamu 

Selasa, 13 Agustus 2013

Ralat Event Lomba Menulis Cerpen "Mari Berbagi, Mari Menginspirasi"




Selamat pagi, Para Penulis Hebat!
Kami hendak meralat, bahwasannya Lomba Menulis Cerpen Mari Berbagi Mari Menginspirasi yang diadakan oleh Komunitas Perdu dan Tim urnalistik SMA N 1 Muntilan,
berhubung banyak sekali apresiasi, pertanyaan, dan masukan dari orang luar Magelang, sehingga ada toleransi. Tidak dibatasi pesertanya harus wong magelang/ sekolah di Magelang.peserta lomba boleh dari mana saja, sembarang sekolahnya mana saja. selama temanya tetap seputar dunia remaja yang inspiratif, SETTINGnya juga harus di Magelang (bisa googling), pesertanya masih berstatus pelajar SMA/SMK/ MA/ dan sederajat.
Terima kasih sekali atas masukan-masukannya. Jemput 21 Agustus dengan semangat membara, dengan gila erkarya! Dan pastikan dirimu ikut berpartisipasi.
Salam tinta juang!

CP:
Puji 0878 3929 6642
Jilli   081901094798

Sabtu, 20 Juli 2013

Lomba Menulis Cerpen 'Mari Berbagi, Mari Menginspirasi' untuk Pelajar SMA/SMK/MA/sederajat (DL: 21 Agustus 2013)



Komunitas Perdu Magelang dan Tim Jurnalistik SMA Negeri 1 Muntilan
mengadakan Event Lomba Menulis Cerpen
 "Mari Berbagi, Mari Menginspirasi"
GRATISSS!!!   

Setiap orang menjalani garis hidupnya masing-masing, sehingga dalam proses itulah kita menemukan ilmu dan pengalaman yang berbeda-beda. Agar menjadi insan yang bijaksana, kita perlu belajar dari pengalaman orang lain. Saling berbagi dan saling menginspirasi merupakan langkah yang tepat untuk mencapai kebijaksanaan hidup yang sempurna.
Berbagi inspirasi tidak harus masuk tivi, atau ceramah di mimbar-mimbar, dsb tetapi bisa dengan menulis yang inspiratif.  Itu hal termudah yang setiap orang bisa lakukan. 
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo tuliskan pengalamanmu menjadi cerpen yang inspiratif! Ikuti Lomba Menulis Cerpen ini! Raih hadiahnya! Dan pastikan karyamu masuk dua puluh lima karya cerpen terbaik yang akan dibukukan ...!

Lomba ini terbuka untuk seluruh siswa-siswi SMA/SMK/MA di seluruh pelosok Indonesia,mulai diadakan sejak 21 Juli hingga 21 Agustus 2013. Adapun syarat dan ketentuan pengiriman naskah cerpen sebagai berikut:


  1.  Tema lomba: Dunia remaja yang inspiratif  
  2.  Setting cerita sekitar Kabupaten-kota Magelang
  3. Jumlah halaman cerpen antara 4-8 halaman
  4.  Ukuran kertas A4/Quarto, font Times New Roman, size 12, spasi 1,5, margin top 3, left 3, bottom 3, right 3.
  5. Disertakan data pribadi yang meliputi nama lengkap, asal sekolah, TL, alamat rumah, nomor yang bisa dihubungi  dibawah naskah cerpen.
  6. Disertakan soft foto size maksimal 100 Kb.
  7. Dikirim via e-mail ke alamat perdu_komunitas@yahoo.com dalam bentuk attachment, berupa naskah cerpen, scan kartu pelajar, dan soft foto.
  8. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 2 cerpen terbaiknya.
  9. Cerpen belum pernah diikutkan pada lomba cerpen/tidak pernah diterbitkan di media cetak maupun online.
  10. Kesesuaian naskah dengan tema lomba, tidak mengandung asusila, pornografi, serta tidak mengandung SARA.
  11. Syarat penulisan  dan kelengkapan naskah menjadi factor penentu lolos tidaknya naskah cerpen seleksi pertama untuk dinilai oleh dewan juri.
  12. Like fanpage Komuniatas Perdu di FAcebook dengan alamat http://facebook.com/komunitasperdu Follow juga twitter Komunitas Perdu @KomunitasPerdu
  13. Deadline pengiriman naskah tanggal 21 Agustus 2013.

25 karya terbaik akan dibukukan
Pengumuman pemenang lomba pada tanggal 27 Oktober 2013


Pemenang lomba:
·         Juara 1 : uang pembinaan senilai Rp 300.000,00 + sertifikat + 1 buku antologi 25 karya cerpen terbaik.
·         Juara 2 : uang pembinaan senilai Rp 200.000,00 + sertifikat + 1 buku antologi 25 karya cerpen terbaik.
·         Juara 3 : uang pembinaan senilai Rp 100.000,00 + sertifikat + 1 buku antologi 25 karya cerpen terbaik.

Info lebih lanjut klik aja   : http://perdumenulis.blogspot.com

Contact persons          : Puji    (087839296642)
                                      Jilli     (081901094798)


NB: Penasaran, apa sih Komunitas Perdu itu?
Bisa klik di sini : http://perdumenulis.blogspot.com/2013/06/apa-itu-komunitas-perdu.html

Salam Perduisme! :)

Senin, 24 Juni 2013

Hujan di Senja Bulan Juni


Dulu, tak ada yang lebih kurindukan selain hujan di senja Bulan Juni. Seingatku, dulu jarang sekali hujan turun pada bulan keenam ini. Sampai-sampai penyair kawakan negeri ini mengisahkannya dalam sebuah puisi:
Tak ada yang lebih tabah daripada hujan Bulan Juni...
            Mungkin pengaruh perubahan iklim, seperti yang selama ini disangkakan para ahli. Meski kadang aku pikir, Tuhan menggeser hujan ke Bulan Juni untuk menjawab doa-doa yang selalu kulayangkan pada senja.
Ah, sudahlah. Bukankah rindu seorang gadis saja tak mungkin bisa memaksa alam berubah?
Dulu pernah aku pikirkan, jauh lebih mudah andai saja aku bisa jadi Gumiho, rubah berekor sembilan di legenda China Kuno yang bisa mendatangkan hujan hanya dengan tangisnya. Namun aku tak bisa, makanya aku hanya mengundang hujan lewat do’a. Ah, bukankah kata Pak Ustad, memang hanya lewat sana kita bisa meminta? Lalu entah bagaimana senja di Juni tahun ini seringkali menurunkan hujan, hingga aku mulai nyaris bosan. Karena ternyata yang kutunggu tak lantas datang bersama hujan.
Sempat kukira pria tua itu akan muncul lagi di depan surau, jika hujan turun selesai aku mengaji. Kupikir dia akan menungguku keluar dengan dua payung di tangannya. Namun bahkan meski sudah habis orang pulang selepas jamaah isya’, dia tak juga datang.
Ya, aku memang sedang menipu diriku sendiri. Karena aku tahu tak akan mudah merindukan seseorang yang sudah tidak ada, aku lalu melepaskan kerinduanku pada pertemuan terakhirku dengannya. Aku sedang merindukan pria tua di bawah payung itu, alih-alih benar-benar menginginkan hujan.
Apa tempat pria tua itu bekerja tak lagi meliburkannya di Bulan Juni, sehingga lama sudah dia tak pulang ke rumah? Dia mungkin lupa kalau hanya keras kepalanya saja yang bisa membuat keras kepala anak gadisnya berhenti. Untuk tidak bermain hujan, untuk tidak keluar malam.
Aku kalah, Tuhan.
Lalu aku biarkan tubuhku kuyup dibasahi hujan. Menikmati rindu yang sekian lama sudah kupendam.
Mungkin aku harus mulai terbiasa membawa payungku sendiri jika hujan turun lagi lain kali...
Dekanat, Juni 2013
Dien Ihsani
 Buletin PERDU #8

Facebook: Dijaring atau Menjaring

Facebook membantu Anda terhubung dan berbagi dengan orang-orang dalam kehidupan Anda.Begitulah kata Facebook di home page-nya. Kehadirannya membuka peluang untuk kita agar saling mempererat tali silaturahmi. Memang, sekarang ini hampir semua orang memiliki akun facebook. Bahkan satu orang bisa memiliki lebih dari satu akun. Di dalamnya, mereka saling berkomunikasi tanpa terbatas jarak ataupun waktu.


Facebookers Cerdas
Akhir-akhir ini, bermunculan facebookers yang cerdas. Mereka mulai menyadari urgensi facebook dalam keseharian mereka. Mereka kemudian menggunakan facebook untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya. Mereka biasa share foto-foto hunting, kartun kreatif, maupun film indie yang dibuatnya.
Yang tidak kalah heboh, kehadiran facebook mampu menyibak wajah baru dunia kepenulisan dan mengiringinya memasuki era serba digital. Sekarang, penulis bisa lebih mudah belajar, berapresiasi, berkompetisi, dan membagikan karyanya guna menginspirasi sesama. Selain itu, antarpenulis bisa saling bertemu dan bersatu. Mereka dapat bekerjasama membuat buku, mengadakan seminar maupun lomba menulis, dan event-event kepenulisan lainnya.
Lebih-lebih, diskusi-diskusi sastra, budaya, agama, filsafat, hukum, sains, teknologi, dll kini semakin memanas. Kemudian seluruh ilmuan mulai berbondong-bondong masuk facebook. Maka menjadikan facebook sebagai pengusung paradigma interdisiplin keilmuan yang taktertandingi. Kelak, facebookers bisa saling melibatkan diri dalam suatu gerakan yang kesemuanya bertujuan untuk pembangunan bangsa kita.

Facebookers Gaptek
Lain lagi ceritanya kalau masih saja ada facebookers yang gaptek (baca: gagap teknologi). Mereka bisanya menjadikan facebook sebagai agen hura-hura dan tempat menebar kerusakan. Sebab, tidak jarang ada facebookers yang berkata kotor, tidak sopan, mesum, berbau kekerasan, dan permusuhan. Apalagi kasus hack dan penipuan via facebook yang marak terjadi.

Seberapa Cerdas Kita?
Segala sesuatu, apapun itu, jika ditinjau dari nilai kebermanfaatannya memiliki dua sisi. Sisi buruk yaitu manakala facebook mendatangkan kerugian bagi diri kita. Sisi baik ketika facebook dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab.
Jadi, facebook memang menawarkan kebebasan. Akan tetapi tidak boleh melampaui batas. Semuanya tergantung kebijakan kita, secerdas apa kita. Hal itu berarti menuntut adanya kontrol diri. Alhasil, dengan facebook, apakah kita dijaring ke dalam budaya yang merusak, ataukah justru kita bisa lebih leluasa mengembangkan bakat kita, memotivasi sesama, menebar amanah dan kebaikan dalam masyarakat? Facebookjelas sangat berpotensi besar terhadap berlangsungnya pembangunan. Akan tetapi, itu semua kembali kepada diri kita.

Aros Djoangkoe
Komunitas Perdu

 Buletin PERDU #8